Suara
Ayah
Hatiku
tegang mendengar suaramu
Intonasimu
menyentak jiwaku
Jiwa
yang lemah jadi kuat
Jiwa
yang pecah menjadi menyatu
Kata-katamu
adalah pedang yang siap menebas siapa saja
Pendirianmu
seperti bangunan beton yang takkan goyah
Diammu
mengandung misteri
Perlu
perenungan dalam memahami
Tangan Ayah
Tanganmu yang penuh kebaikkan
Tanganmu menjadi perisai diriku
Tangan yang memberi tanpa mengharap kembali
Tangan yang memberi sesuap nasi
Demi
anak yang kucintai
Kau
pertaruhkan jiwamu untukku
Kau
singkirkan pengganggu yang membelenggu
Tak
peduli maut menunggu
Langkah Kaki Ayah
Melangkah tanpa keraguan
Menatap hanya satu dalam tujuan
Menjemput rezki dari ilahi
Bersyukur rezki ditangan
Berharap
kepada anak semata wayang
Menjadi
orang terpandang
Badai dan
topan tak jadi halangan
Hujan
keringat pun bisa jadi penyegar badan
No comments:
Post a Comment